Mutu Bensin dan Cara Meningkatkan Bilangan Oktan Bensin Materi Kimia SMA Kelas XI
Bensin adalah fraksi yang paling banyak digunakan sebagai bahan bakar motor (BBM). BBM paling banyak mengandung isomer dari heptana (C7H16) dan oktana (C8H18).
Kualitas bensin dinyatakan dengan bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktana dalam bensin. Bilangan oktan ini menyatakan kemampuan bahan bakar dalam mengatasi ketukan (knocking) saat terbakar dalam mesin. Ketukan (knocking) adalah perilaku bensin akibat tekanan piston berupa pembakaran yang terlalu cepat dalam mesin.
Referensi
Hermawan. Dkk. 2009. Aktif Belajar Kimia : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 : SMA/MA Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional
Rahayu, Imam. 2009. Praktis Belajar Kimia 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Setyawati, AA. 2009. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, budi., A. N. C. Saputro., L. Mahardiani., S. Yamtinah., B. Mulyani. 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kualitas bensin dinyatakan dengan bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktana dalam bensin. Bilangan oktan ini menyatakan kemampuan bahan bakar dalam mengatasi ketukan (knocking) saat terbakar dalam mesin. Ketukan (knocking) adalah perilaku bensin akibat tekanan piston berupa pembakaran yang terlalu cepat dalam mesin.
Nilai oktan adalah nilai yang menunjukkan kemampuan bensin menghindari ketukan. Semakin besar bilangan oktan, semakin tinggi kualitas bensin. Sebagai pembanding, dapat dilihat dari nilai yang seharusnya dimiliki oleh n-heptana dan isooktana:
Bensin yang dihasilkan dari proses distilasi biasanya masih mempunyai bilangan oktan yang rendah. Untuk meningkatkan bilangan oktan, dapat dilakukan dengan cara reaksi reforming dan proses blending.
Reaksi reforming adalah reaksi penyusunan isomer rantai lurus menjadi rantai bercabang pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Isomer rantai bercabang memiliki nilai oktan yang lebih tinggi daripada isomer rantai lurusnya.
- n-heptana diberi nilai oktan = 0, karena zat ini menimbulkan knocking yang sangat hebat.
- isooktana diberi nilai = 100, karena menimbulkan sedikit knocking (tidak menimbulkan knocking).
Bensin yang dihasilkan dari proses distilasi biasanya masih mempunyai bilangan oktan yang rendah. Untuk meningkatkan bilangan oktan, dapat dilakukan dengan cara reaksi reforming dan proses blending.
Reaksi reforming adalah reaksi penyusunan isomer rantai lurus menjadi rantai bercabang pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Isomer rantai bercabang memiliki nilai oktan yang lebih tinggi daripada isomer rantai lurusnya.
Proses blending adalah proses penambahan zat aditif berupa:
1. Tetra Ethyl Lead (TEL)
mempunyai rumus molekul Pb(C2H5)4. TEL biasanya digunakan dalam bentuk campurannya yang disebut Ethyl Fluid, yaitu terdiri atas: 65% TEL, 25% 1,2-dibromoetana, 10% 1,2-dikloroetana. Adanya unsur Br dan Cl sangat penting untuk mencegah oksida timbal menempel pada mesin, yaitu dengan membentuk timbal bromida PbBr2 yang mudah menguap. Dengan demikian, semua timbal akan keluar bersama asap kendaraan bermotor lewat knalpot.
2. Benzena; C6H6
3. Tersier-butil metil eter (MTBE = Metil Tersier Butil Eter)
Mempunyai rumus molekul C5OH12. Zat aditif ini biasanya digunakan sebagai pengganti TEL, yaitu untuk menghindari adanya timbal yang dapat mencemari udara. MTBE memiliki nilai oktan 118, dan dihasilkan dari etanol. MTBE dapat meningkatkan jumlah O2 dalam mesin sehingga pembakaran dapat terjadi lebih sempurna.
4. Etanol; (C2H5OH)
Etanol memiliki nilai oktan 123, dapat dihasilkan dari tumbuhan dan paling ramah lingkungan dibanding zat antiketukan lain. Etanol juga dapat meningkatkan jumlah O2 seperti MTBE.
5. Tersier-butil alkohol C4H9OH.
Materi Minyak Bumi Kimia SMA Kelas XI
- Pembentukan Minyak Bumi dan Komposisi Minyak Bumi
- Tahapan Pengolahan Minyak Bumi Materi Kimia SMA Kelas XI bagian 1
- Tahapan Pengolahan Minyak Bumi Materi Kimia SMA Kelas XI bagian 2
- Mutu Bensin dan Cara Meningkatkan Bilangan Oktan Bensin Materi Kimia SMA Kelas XI
- Dampak Pembakaran Bahan Bakar dan Cara Mengatasinya
Hermawan. Dkk. 2009. Aktif Belajar Kimia : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 : SMA/MA Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional
Rahayu, Imam. 2009. Praktis Belajar Kimia 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Setyawati, AA. 2009. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, budi., A. N. C. Saputro., L. Mahardiani., S. Yamtinah., B. Mulyani. 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Posting Komentar untuk "Mutu Bensin dan Cara Meningkatkan Bilangan Oktan Bensin Materi Kimia SMA Kelas XI"