Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel di dalam larutan ini. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Banyaknya partikel zat terlarut adalah yang menentukan sifat koligatif larutan.
Banyak ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (i). Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan elektrolit lemah. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut:
Jadi i harus bernilai 1 untuk semua non elektrolit. Pada larutan elektrolit i ditentukan dari ion ion yang terurai dalam larutan. Misalnya setiap satuan NaCl atau KNO3 akan terurai menjadi 2 ion sehingga i=2, sedangkan setiap satuan Na2SO4 atau MgCl2 yang terurai menghasilkan 3 ion (i=3).
Pada kenyataannya sifat koligatif larutan elektrolit biasanya lebih kecil daripada yang diperhitungkan, karena pada konsentrasi yang lebih tinggi, gaya elektrostatik berpengaruh sehingga kation dan anion saling tarik menarik. Suatu kation dan satu anion yang terikat oleh gaya elektrolistrik dinamakan gaya elektrostatik (pasangan ion) Pembentukan satu pasangan ion menurunkan jumlah partikel dalam larutan sebanyak satu, mengakibatkan berkurangnya sifat koligatif.
Dengan demikian untuk larutan elektrolit berlaku rumus-rumus sifat koligatif sebagai berikut:
Referensi
Chang, Raymond. 2006. General Chemistry, Fourth Edition. New York:The McGraw–Hill Companies.
Hartanto, A dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Johari .J.M.C dan M. Rachmawati.2008. KIMIA SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Pangajuanto, T dan Tri R. 2009. Kimia 3 untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Purba. Michael. 2002. KIMIA untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Supardi, K.I dan Gatot L.2014. Kimia Dasar II. Semarang : UNNES.
Supriatna, M,. Yayu S.R,. dan Aritta M.,2016. Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Utami, B., Agung N.C.S., Lina M., Sri Y., dan Bakti M. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas XII Program Ilmu Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Banyak ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (i). Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan elektrolit lemah. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut:
Jadi i harus bernilai 1 untuk semua non elektrolit. Pada larutan elektrolit i ditentukan dari ion ion yang terurai dalam larutan. Misalnya setiap satuan NaCl atau KNO3 akan terurai menjadi 2 ion sehingga i=2, sedangkan setiap satuan Na2SO4 atau MgCl2 yang terurai menghasilkan 3 ion (i=3).
Pada kenyataannya sifat koligatif larutan elektrolit biasanya lebih kecil daripada yang diperhitungkan, karena pada konsentrasi yang lebih tinggi, gaya elektrostatik berpengaruh sehingga kation dan anion saling tarik menarik. Suatu kation dan satu anion yang terikat oleh gaya elektrolistrik dinamakan gaya elektrostatik (pasangan ion) Pembentukan satu pasangan ion menurunkan jumlah partikel dalam larutan sebanyak satu, mengakibatkan berkurangnya sifat koligatif.
Dengan demikian untuk larutan elektrolit berlaku rumus-rumus sifat koligatif sebagai berikut:
Referensi
Chang, Raymond. 2006. General Chemistry, Fourth Edition. New York:The McGraw–Hill Companies.
Hartanto, A dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Johari .J.M.C dan M. Rachmawati.2008. KIMIA SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Pangajuanto, T dan Tri R. 2009. Kimia 3 untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Purba. Michael. 2002. KIMIA untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Supardi, K.I dan Gatot L.2014. Kimia Dasar II. Semarang : UNNES.
Supriatna, M,. Yayu S.R,. dan Aritta M.,2016. Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Utami, B., Agung N.C.S., Lina M., Sri Y., dan Bakti M. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas XII Program Ilmu Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Materi Terkait
- Rumus Molalitas dan Fraksi Mol
- Pengertian Sifat Koligatif Larutan
- Penurunan Tekanan Uap pada Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit
- Kenaikan Titik Didih (∆Tb) dan Penurunan Titik Beku (∆Tf) pada Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit
- Tekanan Osmotik pada Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit
- Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Posting Komentar untuk "Sifat Koligatif Larutan Elektrolit"