Jenis Hormon pada Kelenjar Adrenal, Kelenjar Endokrin Pankreas, dan Kelenjar Endokrin Gonad
A. kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenal (kelenjar anak ginjal)
Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar yang merupakan bagian yang berwarna kuning yang menghasilkan kortisol (korteks) dan bagian tengah (medula) yang menghasilkan adrenalin (epineprin) dan non adrenalin (non epineprin).Medula adrenal berasal dari ektodermis sedangkan korteks adrenal berasal dari bagian mesodermis. Jaringan kortisol ini menghasilkan hormon steroid seperti kortisol dan kortison, kortikosteron yang efek utamanya memacu kenversi protein menjadi glukosa. Korteks adrenal pada mamalia menghasilkan kira-kira 50 macam hormon steroid, termasuk di antaranya hormo-hormon kelamin jantan dan betina dalam jumlah kecil.
kelenjar adrenal |
Bagian korteks adrenal
- Mineralokortikoid : Mengontol metabolisme ion anorganik
- Glukokortikoid : Mengontrol metabolisme glukosa
Bagian Medula Adrenal
Adrenalin (epinefrin) dan non drenalin, Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut :- dilatasi bronkiolus
- vasokonstriksi pada arteri
- vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot
- mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati
- gerak peristaltik
- bersama insulin mengatur kadar gula darah
B. bagian endokrin pankreas
Pankreas adalah berwarna keabu-merah muda organ berbentuk-J kelenjar yang lembut yang terletak di daerah perut di bagian belakang perut. Ini adalah sekitar panjang 12 sampai 15 cm dan lebar 4 cm, dan duduk di seberang tulang belakang lumbar.Kepala pankreas berada dalam kurva dari duodenum, bagian pertama dari usus halus. Organ ini yang dijaga oleh tulang rusuk memainkan peran penting dalam membantu pencernaan.
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga dikenal dengan pulau-pulau langerhans.
Tersusun dalam kelompokan sel yang terdapat diantara sel-sel acini pankreas: Sel-sel penyusunnya sbb:
- sel alfa, merupakan sel yang bertanggungjawab terhadap produksi glukagon.
- sel beta, merupakan sel-sel yang memproduksi insulin.
- sel d memproduksi somatostatin, dan juga gastrin.
- sel f mensekresi polipeptida pankreatik.
Sel Alpha’ di pulau Langerhans menghasilkan hormon penting lain, glukagon. Ini memiliki efek sebaliknya terhadap insulin, dengan membantu melepaskan energi ke dalam aliran darah dari mana disimpan, sehingga meningkatkan kadar gula darah.
Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempemudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel-sel tubuh menembus membran sel.
Di dalam otot glukosa dimetabolisme dan disimpan dalam bentuk cadangan.
Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresi insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut.
Tubuh mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara berlawanan terhadap insulin. Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga kadar glukosa naik.
Contohnya pada saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh mensekresikan glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.
kelenjar pankreas |
C. Bagian Endokrin Gonad (Kelenjar Kelamin Baik Jantan maupun Betina)
OVARIUM
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan hormone progesterone.Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).
Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
proses pelepasan ovum pada ovarium |
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi.
Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium.
Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium.
Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1.Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
TESTIS
- Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih (sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.
- Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
- Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.
- Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus
Handari Suntoro, Susilo dkk. 1993. Materi pokok anatomi dan Fisiologi Hewan .Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.
Isnaeni, W. 2003. Fisiologi Hewan. Semarang: Unnes
Oktaviana, M. Sistem Endokrin pada Ikan. https://www.scribd.com/doc/148100353/Sistem- Endokrin-Pada-Ikan (diakses pada 9 Mei 2015 pukul: 14.52)
Chaqie. Kelenjar Endokrin. https://www.scribd.com/doc/100119225/kelenjar-endokrin (diakses pada 9 Mei 2015 pukul: 14.51)
Herwanto, H. Kelenjar Endokrin Amfibi. https://www.scribd.com/doc/110588366/Sistem-Endokrin-Amfibi (diaksespada 9 Mei2015 pukul: 15.00)
http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20UnggasHormon.htm (diakses pada 5 Mei 2015)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-edirusmant-5130-2-bab2.pdf (dikases pada: 30 April 2015)
Posting Komentar untuk "Jenis Hormon pada Kelenjar Adrenal, Kelenjar Endokrin Pankreas, dan Kelenjar Endokrin Gonad"