Mas Bud dan Sarungnya - Sayembara Lumayanan - Episode Perdana
Mas Bud dan Sarungnya
Oleh: M DafipMana sarungmu, Bud?
Sarung usang peninggalan eyang,
nasehat ‘tuk dikenang, bukan cuma penutup selangkang,
tapi, tuk berjuang dan sembahyang.
Itu wasiat lo Bud.
Sarung wasiat penuh khitah,
dulu kau pajang diatas gantungan sajadah.
Motif loreng, ingatkah kau?
Penuh bangga, dulu kau tenteng dibawa merantau.
Pamer sana-sini,
teriak “Sarung bawa untung!”,
teriak “Sarung anti-buntung!”.
Aih, itu dulu.
Sekarang tidak jaman sarungan, ya Bud?!
Sekarang sudah kalut,
Sarung di rantau, kau larung ke laut.
Katamu
“Buang sial!
Tak pakai sarung pun nyaman,
bebas, lebih sejuk dan tak terkekang,
Eyang dirumah mana tahu!”
Tapi, dimana sarung itu Bud?!
Hilang?
Lalu, dengan apa kau tutup wirang?
Dengan apa kau kan berjuang!?
Apa kau kata nanti kepada eyang?
Duh, cucu kesayangan, pulang penuh cupang.
Lah kok!
Bud?!
Cengar-cengir!
Sakau?!
Sebermula adalah Rengeng-rengeng
Ide sayembara ini terlintas begitu saja, melihat pergerakan grup whatsap yang perlu dioptimalkan jika hanya sekadar guyon waton tur saru yang sering saya lontarkan atau sedulur lainnya.Dengan adanya sayembara ini, kami ingin mengajak semua berinteraksi, baik tua maupun muda. Sekat menjadi kentara ketika obrolan didominasi oleh orang-orang itu saja, diskusi menjadi dominasi orang-orang tua, akan tetapi semua bisa muncul ketika ada berita lelayu ataupun berita gembira.
Sayembara ini ingin bernasib seperti berita lelayu dan berita gembira. Menjadi wahana berekspresi, bertukar gagasan, ataupun hanya sekadar berlatih menulis. Dengan sayembara ini, kami juga berlatih bagaimana mengapresiasi sebuah karya hingga menjadikannya buku (untuk kalangan sendiri kkkk)
Selamat menyelami karya-karya puisi dari sedulur-sedulur kita, sampai jumpa pada sayembara selanjutnya.
Salam Penuh Cinta
Akar Banir, 2019
Posting Komentar untuk "Mas Bud dan Sarungnya - Sayembara Lumayanan - Episode Perdana"